Alphabet
Namikaze ryu-sa is a fujoshi ©
Masashi Kishimoto
Pair : SasuNaru
Rated : T
Genre : romance
Warning : cerita pendek, aneh,
kurang inspirasi, boys love story, gaje, gila, dan tidak romantis sama sekali..
Enjoy it?
D : Damn!
Semua
orang mempunyai pendapat yang berbeda. Baik itu dalam hal yang kecil sampai ke
hal yang besar. Begitu juga dengan Sasuke. Jika semua orang berpendapat
menabung itu baik untuk kesehatan, maka ia akan berpendapat lain tentang hal
itu.
Menabung
itu tidak baik untuk kesehatan. Itulah yang selalu terpatri dalam pikirannya
sejak ia menikah dengan Naruto beberapa bulan yang lalu. Ah, salahkan saja
Naruto yang dengan mudahnya membuat seorang Uchiha Sasuke mengubah pendapatnya
itu.
Mengapa
demikian?, mari kita simak cerita berikut ini.
Ehem,
seperti cerita pada umumnya, cerita ini akan kita mulai pada pagi yang damai
dan tenang di kota Konoha. Lebih tepatnya di sebuah apartement mewah milik
pasangan SasuNaru yang masih menjadi pengantin baru yang baru beberapa bulan
mereka tempati bersama. Pagi ini, seperti biasa layaknya seorang suami, Sasuke
sedang asik-asiknya minum kopi hitam miliknya sembari membaca koran pagi di
temani Naruto yang sedang asik-asiknya menonton kartun di ruang keluarga.
“Teme”
panggil Naruto tanpa mengalihkan pandangannya ke arah televisi.
“Hn”
“Menurutmu,
apa kita harus berhemat bulan ini?” tanya Naruto agak ragu dengan pertanyaannya
sendiri.
“Kenapa
harus?” tanya Sasuke balik. Naruto menggembungkan pipinya pertanda bahwa ia
tidak tahu harus menjawab apa.
“Aku
pikir, kita terlalu boros bulan ini. Aku hanya tidak suka menghabiskan seluruh
uang gajimu Teme” jawab Naruto pelan.
Sasuke
tersenyum simpul dan mengacak rambut jabrik Naruto. ah, betapa senangnya
mempunyai Uke sebaik Dobe, pikir Sasuke. “Baiklah, Dobe” ucap Sasuke akhirnya,
setelah itu mengecup bibir merah Naruto dan berangkat ke Kantornya.
.
.
Skip
time, Malam harinya..
Sepulang
kerja tidak biasanya Sasuke langsung tepar di sofa ruang keluarga. Pekerjaan
yang terlalu padat hari ini mampu membuatnya kelelahan sampai-sampai ia bisa
saja langsung pergi ke alam mimpi kalau tidak di ancam tidak diberikan ‘jatah’
oleh sang Uke.
“Teme, cepat
mandi” teriak Naruto mengguncangkan tubuh Sasuke sehingga membuat sang empu
mengerang perlahan. Ingin protes tetapi tidak bisa. Tampaknya si Dobe miliknya
ini mempunyai sebuah jutsu tidak terlihat yang mampu membuat seorang Uchiha
Sasuke yang dikenal tidak suka di perintah itu menurut hanya padanya.
“Hn” balas
Sasuke sekenanya, mengucek berkali-kali matanya sampai ia tidak merasakan
kantuk lagi meskipun hanya sebentar. Melihat ulah Sasuke, mau tidak mau membuat
Naruto kesal juga.
“Cepat Teme”
desak Naruto tidak sabaran. Di tariknya tangan lemah Sasuke dan menariknya
masuk ke dalam kamar mandi. Dan..
BYUR..
Basahlah
sekujur tubuh Sasuke. Bahkan rambut melawan gravitasinya itu basah kuyup dan
lepek. Sontak, hal itu membuat Naruto mendapatkan deathglare yang amat
mematikan dari Sasuke.
“Dobe,
apa-apaan kau ini?”
“Kenapa?”
tanya Naruto tidak
mengerti. Astaga, ternyata penyakit lama Naruto bangkit lagi sehingga membuat Sasuke
memijit keningnya, berharap dengan itu ia bisa meredam kekesalannya kepada
makhluk ter-Dobe di depannya ini. # di shuriken Naruto.
“Kenapa
airnya dingin Naruto?, jangan katakan kalau lisrik pemanasnya mati lagi” geram
Sasuke sembari menggigil kedinginan.
Sasuke
tersenyum senang, seakan-akan tidak ada kesalahan apapun yang dilakukannya.
“Tidak, hanya saja aku berpikir kalau mandi di musim panas pemborosan. Lagipula
kata Sakura mandi air dingin dapat membuat kita segar, Teme” jelas Naruto
dengan wajah innocent-nya.
PLAK..
Sasuke
memukul keningnya, tampak sudah sangat frustasi dengan ke-Dobe-an Naruto. Kini,
ia sangat mengerti kenapa saat bertemu pertama kalinya dengan Naruto, ia dengan
mudahnya memanggilnya Dobe. Ck, mendokusei.
“Naruto”
panggil Sasuke dengan aura berwarna ungu kehitaman di sekitarnya. Mampu membuat
Naruto merasakan firasat buruk akan segera menimpanya.
“Teme, ada
apa?” tanya Naruto mulai melangkah mundur sampai punggungnya membentur tembok
kamar mandi.
“Karna kau
sudah membuatku kedinginan, maka kau harus di hukum Dobe” ucap Sasuke dengan
nada rendah nan menakutkan.
GULP
Naruto
kesulitan menelan ludahnya. Entah benar atau hanya hayalannya sendiri, Sasuke
terlihat seperti predator pemangsa. “Hukuman, aku hanya ingin menghemat, apa
itu salah” Naruto berusaha membela diri. Toh, ini juga untuk kebaikannya
bukan?.
“Ya, dan ini
juga bagian dalam berhemat bukan?” desah Sasuke tepat di depan telinga Naruto.
“Yeah, daripada harus membeli penghangat ruangan, lebih baik menggunakan
tubuhmu” lanjut Sasuke.
Dan, untuk
seterusnya kita akan mendengar berbagai macam desahan dan erangan dari arah
kamar mandi. #author nosebleed.
E = Emosi
As we know,
Naruto adalah perebus ramen terbaik se-dunia. Dari ramen rasa miso
*favorite-nya* sampai dengan ramen rasa tomat. Entah, apa yang dipikirkan sang
author sampai-sampai membuat ramen rasa baru di fict gajenya satu ini, hanya
dia dan Tuhan saja yang tahu. Namun, hal itu hanya berlaku pada ramen. Hanya
ramen dan bukan masakan lain.
Lalu, apa
yang dilakukannya saat ini bersama panci dan sayuran hijau di atas meja?
Setelah di
usut-usut, ternyata Naruto akan memberikan kejutan di hari jadi pernikahan
mereka yang pertama. Kenapa ia lebih memilih memasakkan makanan yang bisa saja
rasanya hancur dan beracun daripada memesan kue dan merayakan bersama keluarga
mereka?. Jawabannya adalah karena Sasuke tidak suka perayaan seperti itu,
*kecuali perayaan pernikahan mereka tentunya* dan Naruto yang beberapa bulan
lalu mempunyai hobi baru, yaitu menabung.
Oke, bact to
the story
“Jadi,
begitu ya” gumam Naruto sambil manggut-manggut tanda mengerti. Di tangannya,
terlihat selembar resep berwarna merah dengan gambar sayur di potong rapi
dengan warna yang sangat indah, sukses membuat senyum senang menghiasi
bibirnya.
“Saya akan
berusaha, dattebayo” teriak Naruto semangat dengan mengepalkan tinjunya ke
udara.
.
.
Sejenak,
kita tinggalkan dulu perjuangan Naruto dan menemui seorang lagi pemain utama
kita. Uchiha Sasuke, namanya. Seorang pria yang baru beberapa bulan yang lalu
merayakan hari ulang tahunnya yang ke 23. Saat ini, ia sedang menuju ke
apartement miliknya ah.. lebih tepatnya milik keluarga kecil miliknya. Samar-samar,
seulas senyum merekah di bibirnya membayangkan wajah chubby Naruto yang selalu
menyambutnya di depan pintu setiap kali ia pulang. Jangan lupakan senyum lima
jari miliknya yang membuatnya seperti anak kecil dibandingkan pria seumurannya.
“Tadaima” gumam Sasuke sembari memutar kenop
pintu itu perlahan. Dan..
Krik..
krik.. krik.. *di injak author karena berisik*
Hening..
Untuk pertama kalinya dalam 1 tahun ini ia
tidak melihat ujung hidung milik Naruto menyapanya. Sontak, berbagai pertanyaan
menghampiri otaknya.
Apakah
Naruto sakit?
Sasuke
menggeleng pelan, Uke seaktif dan selincah Naruto tidak mungkin sakit.
Lagipula, mereka rutin melakukan ‘olahraga’ bersama ketika ada waktu senggang.
Coret.
Apakah
Naruto sedang berbelanja seperti yang sering dilakukan perempuan lain?
WTH! Tentu
saja tidak. Meskipun Naruto adalah seorang Uke yang sangat manis bahkan
melebihi seorang gadis, ia bukanlah tipe yang seperti itu. Apalagi beberapa
bulan yang lalu Naruto mempunyai hobi baru yang mampu membuatnya tidak membeli
pakaian selama satu tahun ke depan. Coret.
Lalu, apa
yang dilakukannya?
Penasaran,
Sasuke melangkahkan kakinya menuju kamar milik mereka. Berharap kalau iris
onixnya dapat menangkap surai orange cerah milik Naruto.
Nihil, di
kamar mandi pun tidak ada. Mendesah pelan, Sasuke kembali menutup pintu kamar
mandi ketika mendengar sebuah suara gaduh dari arah dapur.
Brak..
Prang..
Sontak, sura itu menjadikan trigger baginya
untuk berlari menghampirinya.Entah apa yang terjadi pada Naruto, ia tidak tahu.
Terakhir kali ia mendengar suara itu adalah di saat Naruto jatuh dari kursi
hanya karena meraih ramen yang Sasuke sembunyikan di atas lemari dengan alasan
mengurangi berat badan Naruto yang naik 2 kg tahun lalu.
“Naru...” teriak
Sasuke setibanya di TKP. Dan..
BINGO
Ia melihat
Naruto dengan keadaan yang baik-baik saja dan tanpa kekurangan sedikitpun.
Bahkan senyum lima jarinya semakin terkembang saja ketika melihat wajah
khawatir ditambah peluh yang membasahi tubuh milik Sasuke.
“Okaerinasai,
Teme” ucapnya tersenyum senang, kemudian membalikkan tubuhnya untuk melanjutkan
pekerjaannya yang tertunda.
Berdehem
pelan, Sasuke memperbaiki letak kemejanya yang kusut karena berlarian “Sedang
apa kau, Dobe?” tanya Sasuke menghampiri meja makan dan duduk di salah satu
kursi. Iris onixnya mengikuti gerak-gerik Naruto yang saat ini memunggunginya.
Tunggu.
Tunggu.
Sasuke
menggeram kesal, tidak suka di cueki oleh sang Uke. “Dobe” ulang Sasuke sedikit
keras.
“Hn, Teme”
jawab Naruto sebelum membalikkan tubuhnya dengan membawa sepiring sayuran berwarna
hijau segar di tangannya, serta di atasnya terlihat beberapa potongan sayuran
berwarna merah dan hijau kekuningan. Tampak sangat menggugah selera bagi author.
“Apa kau
tahu hari ini hari apa, Teme?” tanya Naruto seakan-akan sedang bermain
tebak-tebakan. Tidak mempedulikan tatapan kesal yang masih terlihat dari
tatapan Sasuke karena di cueki terlalu lama olehnya. *padahal hanya satu menit
kok* #di tendang Sasuke
Sasuke
menaikkan sebelah alisnya, yang kemudian berubah dengan senyum mesum legendaris
khas Uchiha. “Ah, hari kita melakukan olahraga kan?” jawabnya santai. Tangannya
mulai meraba punggung Naruto, turun ke pinggang dan menyingkap baju kaos yang
dikenakan Naruto. tangan nakalnya semakin naik sampai mencapai puting milik
Naruto. lalu.. STOP! Fict ini rated
T.
“Serius
Teme!” bentak Naruto mulai tidak nyaman dengan tangan nakal milik Sasuke. Di
tepisnya tangan Sasuke sampai terlepas, sukses membuat Sasuke kesal setengah
mati karena acara favoritenya gagal total untuk pertama kalinya.
“Hn”
balas Sasuke sekenanya. Ia lebih memilih berpikir apa alasan Naruto berubah
serius untuk pertama kalinya dalam hidupnya malam ini.
Beberapa
menit kemudian, sebuah senyum senang menghiasi wajah Sasuke pertanda bahwa ia
mengetahui jawabannya. “Ah, kau pasti hamil” jawab Sasuke enteng.
Krik..
Krik.. Krik.. *suara jangkrik sekarat yang sudah di injak sang author
sebelumnya*
Hening...
“Ehh,
hamil” beo Naruto tampaknya belum ter-connect dengan ucapan Sasuke.
1..
Naruto
masih berpikir..
2..
Mata
Naruto melotot tajam sehingga membuat Sasuke salah tingkah..
3..
Naruto
siap-siap memberikan bogem mentah miliknya..
“Teme,
nyebelin” teriak Naruto marah luar binasa. Menggebrak meja dan pergi berlalu
meninggalkan Sasuke yang terbengong karenanya. “Apa salahku?” batin Sasuke
dengan lebay-nya. Ah, tampaknya sofa ruang tamu akan menjadi sahabat terbaiknya
malam ini. Poor Sasuke.
.
.
07.00
pagi
Pagi
hari menyambut Konoha. Kota dimana kedamaian selalu ada. Namun, hal itu tidak
berlaku dengan keluarga kecil kita satu ini.
Hening.
Itulah yang akan kita katakan ketika kita datang bertamu di apartement
tersebut. Salahkan Naruto yang seharusnya selalu bangun pagi dan selalu
berteriak membangun Sasuke dari arah dapur. Namun, diakibatkan rasa kesalnya
kepada sang suami a.k.a Sasuke, maka Naruto lebih memilih diam dan berpura-pura
tidur di kamar daripada harus bertatap muka dengan Sasuke. Istilah kerennya Naruto
sedang mengalami masa ngambek selayaknya gadis muda yang tidak di beri coklat
valentine oleh sang kekasih.
Oke,
lupakan kalimat akhir itu.
Sasuke,
pemuda yang di jadikan obyek kekesalan Naruto saat ini sedang menopang dagunya.
Tampak tidak berselera untuk memakan ramen miso yang di seduhnya 30 menit yang
lalu itu. Sesekali, iris onixnya memandang pintu coklat muda yang memisahkan
dirinya dengan Naruto. Berharap pintu itu terbuka meskipun kemungkinannya
hampir mendekati 0%. Sasuke bahkan heran, bisa-bisanya Naruto tahan berdiam
diri sampai jam 07.00 pagi di dalam kamar, padahal Sasuke sangat tahu kalau
Naruto tidak akan tahan kalau hanya sendirian di dalam kamar. “Ah, dasar”
gerutu Sasuke menghembuskan nafas berat. Di habiskannya ramen rasa miso kesukaan
Naruto dengan cepat dan segera berangkat ke Kantor.
Tampaknya ini akan sulit bagimu
Sas!
F : fans
Sepeninggalan
Sasuke, dengan hati-hati Naruto membuka pintu kamarnya. Iris safirnya memandang
ke seluruh penjuru ruangan apartementnya, memastikan kalau Sasuke memang
benar-benar sudah pergi ke Kantor. Ternyata, Naruto sudah bangun sejak pukul
05.00 pagi, hanya saja ia malu memperlihatkan wajahnya yng kusut karena lelah
menangis kepada Sasuke. Apa kata planet kalau melihat seorang pemuda ehem kuat
seperti Naruto menangis hanya karena seorang makhluk Tuhan yang paling mesum
macam Sasuke.
Mendesah
pelan, Naruto mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi di meja makan. Hangat. Ia bahkan masih merasakan
kehangatan tubuh Sasuke, yakinlah dirinya kalau kursi ini adalah kursi yang
baru saja di duduki oleh Sasuke. Bahkan bau parfume-nya masih tercium dan
jangan lupa ceceran kuah ramen yang sudah dingin. Sejenak, perasaan bersalah
menyerang benak Naruto. Bagaimanapun ia yang seharusnya memasakkan makanan untuk
Sasuke pagi ini. Namun, karena ego yang terlampau besar ia membuat Sasuke tidur
di luar dan mungkin saja tidak mandi pagi dikarenakan kamar mandi mereka
terdapat di dalam kamarnya. “Hah, Sasuke pasti bau” desah Naruto tidak nyambung
dengan fict yang author tulis di naskahnya.
Tring..
tring..
Terdengar
bunyi bel apartement miliknya berbunyi. Sontak, hal itu membuat Naruto terkejut
dan bertanya-tanya siapakah yang datang bertamu di waktu orang sibuk dengan
pekerjaan di luar sana.
Orangtuanya?
Itu
tidak mungkin. Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka di Amerika dan akan
kembali 6 bulan lagi.
Sasuke?
Itu
tambah tidak mungkin. Ia sudah berangkat beberapa saat yang lalu dan mungkin
saja sudah sampai di Kantornya.
Lalu
siapa?
Diakibatkan
rasa penasarannya yang terlampau besar, dengan berlari kecil ia menuju pintu
apartementnya, memutar kenop pintu tersebut dan... ia tidak menemukan seorang
pun di sana. Iris safirnya hanya melihat sepucuk surat dan sekuntum mawar
putih.
“Eh,
siapa yang punya?” gumam Naruto memungut bunga itu dan mencium wangi mint
bercampur citrus di dalamnya. Wanginya aneh dan unik namun wangi di waktu
bersamaan. Begitu juga dengan bau di surat itu. Sebuah surat berwarna putih
bergaris ysng Naruto yakin berasal dari kertas buku.
“Berarti
ini punya laki-laki” ucap Naruto menarik kesimpulan. Dibukanya surat itu dan
membacanya dengan seksama.
Baca..
baca.. baca..
Isinya...
Aku penggemarmu..
Aku sudah lama memperhatikanmu..
Setiap langkah, gerakan, suaramu
selalu aku simpan di dalam memori otakku..
Aku tidak bisa memalinkan wajahku
meskipun hanya sedetikpun ke arah lain..
Namun, kau berubah, membuatku
hancur..
Tolong, jangan menghancurkanku..
Aku masih ingin hidup, ingin
melihatmu tersenyum lagi..
Bunga itu sebagai tanda bahwa aku
mengalah, mengalah pada cintamu yang begitu kuat mengekangku dalam ikatan
pernikahan..
Selamat hari jadi kita yang
pertama Naruto no Dobe..
Sasuke..
Pesan!
Aku akan pulang lebih awal nanti
malam untuk mendapatkan ‘hadiah-ku’, jadi bersiap-siaplah Dobe-chan..
Tiga kedutan
besar terbentuk di dahinya.. dengan perlahan-lahan di hancurkannya menjadi
berkeping-keping surat itu.
“Teme
mesum, brengsek, aku bukan perempuan Teme!” teriak Naruto kesal meskipun
hatinya sangat senang dengan puisi plagiat nan lebay milik Sasuke yang
diconteknya dari sang Author.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar